SAPTA Pesona Ngalau Posuak Sijunjung


Ngalau Posuak berada di Jorong Taratak Batuang Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Jaraknya sekitar 15 km dari kota Muaro Sijunjung.Jika datang dari Muaro Sijunjung sangat disarankan mengisi bahan bakar terlebih dahulu karena perjalanan kesana tidak ada pom bensin yang ada hanya penjual bensin eceran yang tentunya harganya lebih mahal.Butuh 30 menit perjalanan untuk ke titik awal pendakian dan sangat disarankan menggunakan kendaraan roda dua karena nantinya akan melewati jembatan gantung dengan lebar hanya 1,5 meter, praktis kendaraan jenis roda empat tidak akan bisa melewatinya.

Akses jalan menuju Ngalau Posuak terbilang kurang baik karena banyak kondisi jalan yang rusak, sempit  dan bergelombang sehingga Anda harus hati-hati. Apalagi jika melakukan perjalanan saat musim hujan. Seperti yang penulis lakukan beberapa bulan yang lalu. Kondisi saat itu, jalan penuh lumpur. Bansepeda motor yang kami kendarai tercebur ke dalam lumpur, hingga melesat beberapa jam. Lama berselang, tibalah penulis di area parkir atau di kaki bukit Ngalau Posuak. Penulis memarkirkan kendaraan serta helmnya kepada petugas yang ada di sana.

Setelah itu,petugas menghimbau para pengunjung tidak boleh trekking ketika sudah lewat jam 4 sore, tidak boleh berbuat mesum dan peraturan – peraturan lainnya yang dibuat guna menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung.

Kemudian, penulis melanjutkan perjalanan. Mulailah kami mendaki bukit Ngalau Posuak. Mengandalkan akar pohon sebagai pegangan serta mengandalkan urat sebagai pijakan. Saat itu kami merasakan sensasi yang luar biasa. Kami cukup khawatir, karena pendakian tersebut belum seutuhnya di rapikan. Semak-semak saat itu masih mengenai kaki kami. Ini menandakan pendakian bukit Ngalau Posuak belum terperhatikan sepenuhnya.

Di tengah perjalanan, di atas bukit sebelum sampai ke tujuan, penulis bisa melihat suguhan pemandangan yang menarik. Di sekeliling ada bukit-bukit kecil , dan kita bisa melihat hamparan sawah yang luas dan hijau dari atas bukit tersebut. Saat itu, penulis beristirahat sejenak karena di sana ada sebuah pondok kecil beralaskan kayu yang kerap disebut kayu ‘sadiah’ bagi orang sijunjung.

Menurut saya Sapta Pesona dari Ngalau Posuak yaitu:

AMAN
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas. Dalam hal ini, saya belum merasakan keamanan saat berkunjung ke ngalau Posuak. Kenapa? Karena, saya merasa tidak aman ketika sampai di area parkir, masih ada petugas yang menjaga kendaraan saya dan pengunjung lainnya dan helm yang kita pakai dititipkan di sana.

Dalam perjalanan saat mendakipun saya merasa tidak aman, karena saya merasa takut ketika mendaki tidak ada orang yang menjadi penunjuk arah atau sebagainya. Hanya ada teman saya. Otomatis, kami mencari sendiri jalan yang kami lalui, dengan melihat dan memilah mana jalan yang belum dijamah dan mana yang sudah.

TERTIB
Begitupun dengan ketertiban. Saat di sana, memang tidak ada yang mengatur. Namun, saat kendaraan kami melintasi jalan yang sempit, kami berpapasan dengan motor kendaraan pengunjung lain. Otomatis, kami harus mengalah dan menepi. Karena pengunjung tersebut tak jua menepi.

BERSIH
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat seperti . Saat di perjalanan, kami menemukan botol-botol minuman pengunjung berserakan. Bukan saat diperjalanan saja, saat menginjakan kaki di atas bukit tersebut, kami juga melihat sampah makanan dan minuman pengunjung berserakan.
SEJUK
Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk, nyaman dan tenteram.
INDAH
Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia. Bagi saya, keindahan di atas bukit Ngalau Posuak sudah merupakan suatu keindahan yang tak bisa diungkakan dengan kata-kata. Karena begitu menakjubkan dengan pemnadangan dari atas  bukit.

RAMAH  TAMAH
Masyarakat sekitar bukit Ngalau Posuak cukup ramah. Mereka tersenyum kepada kami setelah turun dari bukit sambil berkata,” Baa nak? Lah sampai ka ateh nyo tadi? Nyo di ateh tu yang ancak na,” cerita ibu tersebut.

KENANGAN
Begitu banyak kenangan saat itu. Melihat perjuangan sahabat saya menemani saya untuk mewujudkan keinginan saya untuk mendaki bukit tersebut. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

40 Hari di Nagari Penuh Mitos

Resep dan Cara Membuat Dendeng Balado Basah yang Dipadukan Sambal Lado Merah

Mitos Alis Menyatu