Anyang Rawan, Urap Berbahan Tulang Sapi Khas Padang, Intip Resep dan Cara Membuatnya

Anyang Rawan, Urap Berbahan Tulang Sapi Khas Padang, Intip Resep dan Cara Membuatnya


Sudah ada yang pernah coba anyang rawan?


Anyang rawan merupakan salah satu kuliner khas Minang tepatnya di Seberang Padang, Kota Padang, Sumatera Barat.

Kuliner ini sudah ada sejak lama lho, mungkin kaum millenial saat ini belum begitu mengenal anyang rawan.

Anyang urap pada umumnya identik dengan aneka jenis sayuran seperti kangkung, tauge, kacang panjang, dan pare.

Kali ini, anyang yang dibuat menggunakan tulang rawan sapi.

Bahan utamanya sama yakni parutan kelapa. Itu adalah bahan wajib yang tidak boleh tidak ada.

Lebih lanjut bahan yang digunakan untuk membuat anyang rawan.

Di antaranya cabai giling, rawit, bawang merah, dan daun jeruk.


Cara masaknya pun cukup sederhana. Mulanya rawan sapi direbus.


Sambil menunggu rebusan selesai, selanjutnya haluskan bawang merah dan cabai merah serta cabai rawit.


Jangan lupa persiapkan parutan kelapa. Pilih kelapa muda karena daging kelapa muda itu memiliki rasa manis.


Kemudian campurkan kelapa parut dan daun jeruk yang sudah diiris.


Kemudian tambahkan bumbu rendang dan perasan jeruk nipis. Jeruk nipis digunakan untuk menghilangkan bau amis.


Setelah bumbu diaduk rata, barulah dibalutkan dengan tulang rawan yang sudah masak.


Jangan lupa untuk menambahkan garam secukupnya. Aduk hingga rata dan matang.


Anyang rawan memiliki aroma kelapa yang kuat. Rasanya kenyal, gurih, dan tidak pedas.


Harum daun jeruk akan terhirup kala anyang rawan tersaji.

Agar tidak basi, anyang rawan sebaiknya disimpan ke dalam freezee, namun tentu saja rasanya berubah. Selamat menikmati.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

40 Hari di Nagari Penuh Mitos

           Seketika saya terkejut melihat nama saya terpampang bersama deretan nama kawan-kawan lain di Portal KKN Unand 50 hari yang lalu. Saya ditempatkan di sebuah nagari penuh mitos. Nagari tersebut merupakan bagian dari Kecamatan Sumpur Kudus. Dulu, mendengar nama Sumpur Kudus saja orang lain sudah takut. Apalagi berdomisili dalam waktu 40 hari di salah satu nagari di Sumpur Kudus.   Kata sebagian orang yang sudah berkunjung ke sana, Sumpur Kudus orangnya punya ilmu tenaga dalam dan sakti mandra guna.              Lalu, ada sebuah tradisi lama yang mengharuskan orang yang baru masuk ke Sumpur Kudus menancapkan kayu atau lidi serta meninggalkan satu buah benda sebagai tanda masuk daerah tersebut. Tak hanya itu, jika melakukan perjalanan ke daerah tersebut juga tidak boleh lewat dari pukul 9 malam. Kalau hal tersebut tidak dipercayai, orang bersangkutan akan mengalami sakit dan geram seperti orang gila. Itulah cerita yang saya dengar dari kakek, ayah, ibu dan keluarga saya  
Baca selengkapnya

Resep dan Cara Membuat Dendeng Balado Basah yang Dipadukan Sambal Lado Merah

Resep dan Cara Membuat Dendeng Balado Basah yang Dipadukan Sambal Lado Merah Sebentar lagi Idul Adha 1440 H. Tentunya masakan rumah berbahan dasar daging kurban akan meramaikan meja makan Anda. Di antaranya olahan daging kurban yang lezat dan nikmat adalah Dendeng Balado Basah. Pertama-tama, siapkan daging sebanyak 1/2 kg. Usahakan daging yang akan dimasak daging has. Daging has adalah bagian daging yang paling lunak. Kemudian teksturnya cukup lembut. Jika dibeli di pasar, Anda tinggal sebut daging untuk dendeng. Maka, pedagang tersebut akan langsung paham, daging yang dimaksud adalah daging has. Daging has memiliki kualitas yang bagus sebab tidak memiliki serat dan tidak bertulang. Di rumah, daging has dipotong dan diiris sesuai selera Anda. Setelah selesai memotong daging, daging tersebut harus dicuci bersih, lalu sisihkan terlebih dahulu di dalam mangkuk. Kemudian, sediakan air kelapa yang sudah tua. Air kelapa ini digunakan untuk merebus daging. Di samping itu,
Baca selengkapnya

Leader Syndrome, Kebiasaan Buruk Pemimpin Masa Kini

Gambar
Seseorang nan terkena "Leader Syndrome" bagi saya adalah seseorang yang menjadi sosok menyebalkan, mengganggu, egois, dan sebagainya. Hal ini saya temukan ketika menduduki bangku perguruan tinggi. Dalam berbagai teori, karakteristik kepemimpinan seseorang dapat dikategorikan macam-macam. Bagi nan pernah atau sedang mempelajari ilmu-ilmu sosial, tentu hal ini bukan barang baru. Bagi seseorang nan awam akan istilah-istilah macam itu, mungkin hanya akan menyebutkannya dengan sifat-sifat eksklusif nan ada pada diri manusia. Saya pernah menemukan sosok-sosok pemimpin nan secara kasat mata sangat ideal sekali bagi saya. Mereka sangat komunikatif, terbuka dlm menerima kritikan, tahu bagaimana cara menyemangati anak buah nan sedang ‘loyo’, cakap dalam memimpin organisasi, dan lain-lain. Sesuatu nan sepertinya didambakan seseorang dari sosok seorang pemimpin. Tetapi, pada akhirnya, ada satu-dua hal nan menyadarkan aku bahwa mereka hanyalah seorang manusia saja. Yang cacat
Baca selengkapnya